Sabtu, 25 November 2017

Seorang Kuli Bangunan Tangguh



Seorang Kuli Bangunan yang Tangguh 

Setiap hari saat ini dirumah selalu bising sedang dilakukannya renovasi. Ada 5 pekerja, diantaranya 4 orang sebagai kuli bagunan dan 1 sebagai mandor. Kuli bangunan atau biasa yang disebut buruh banguanan ini selalu datang tepat waktu pukul 06.30, istirahat pukul 12.00 dan selesai pukul 17.00 teratur setiap hari. Asep adalah salah satu nama kuli bangunan yang berkerja di rumahku. dia salah satu kuli bangunan yang umurnya masih sangat muda dibandingkan yang lainnya. Umurnya masih 17 tahun. dia berasal dari kota Bandung.
Latar belakang Asep ini hanya sebatas lulusan SMP. Karena kondisi yang tidak memungkinkan dan juga modal yang tidak cukup, maka Asep ini tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Perannya sebagai tulang punggung keluarga mendorong Asep terpaksa untuk mengambil keputusan merantau demi menghidupi orangtua dan adiknya.  Menjadi kuli bangunan adalah ajakan dari seseorang yang baru dikenalnya saat di Bogor. Berpikir asal mendapatkan uang dengan halal agar bisa mengirimkan uang untuk orangtuanya,  ia pun akhirnya menerima tawaran itu, walaupun kadang resikonya mengancam keselamatan dirinya. Dari kejadian itu ia sering diajak jika ada proyek-proyek seperti: membuat gedung, bangunan, rumah, dan jembatan. Disaat remaja usia 17 tahun lainnya sekolah, bermain bersama teman, bahkan hidup enak, dan bisa nongkrong dengan memegang rokok. Nasib Asep tidak seberuntung remaja-remaja lainnya. Belum lagi setiap melihat adikku yang kebetulan umurnya sama dengannya bisa bersekolah yang seharusnya adalah kewajiban seusianya.
Dalam bekerja Asep ini tidak banyak bicara, mengobrol, atau kebanyakan duduk seperti yang lainnya. Asep selalu fokus dengan kerjaan yang sedang dikerjakan dan berbicara jika diperlukan. Jika aku tidak sedang kuliah aku mengawasi pekerjaan Asep dan kuli bangunan lainnya. Sedih melihatnya, seharusnya belum waktunya ia untuk memikirkan uang. Hujan dan teriknya panas ia lalui tak kenal lelah demi kelangsungan hidupnya. Keringat bercucuran bukti bahwa kesungguhannya dalam berkerja. Aku yakin Asep punya alasan dan impian dibalik kerjanya yang selalu fokus tanpa peduli dengan apapun.
Dalam kehidupan ini semua mahluk hidup sudah dikasih rezekinya masing-masing oleh Sang Pencipta, dan kecukupan rezeki tersebut tergatung cara kita mensyukurinya. Kehidupan orang lain tidak harus sama dengan kita, dalam hal seperti ini kita tidak diperbolehkan selalau menoleh ke atas, tetapi menolehlah ke bawah, masih banyak orang diluar sana tidak seberuntung kita dan masih membutuhkan bantuan tangan kita. Jika ingin menempuh kesuksesan berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Aku yang umurnya lebih tua dari Asep belom dapat menghasilkan uang untuk orangtua. Tetapi dalam hati setiap anak salah satu impiannya adalah membahagiakan kedua orangtuanya hingga meneteskan air mata kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar