Sabtu, 09 April 2016

Pengertian Pengangguran serta Jenis Pengangguran



Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau sedang dalam mencari kerja atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pemecatan dan berusaha untuk memperoleh pekerjaan.
            Menurut Sukirno (1994) terdapat beberapa pengelompokan pengangguran menurut penyebabnya dan cirinya yaitu:
A.    Pengangguran menurut penyebab pengangguran yang berlaku  yaitu:
1.      Pengangguran Normal
Pengangguran normal adalah pengangguran yang memang belum dapat pekerjaan dikarenakan pendidikan dan keterampilan yang tidak memadai. Pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan usaha, sehingga menimbulkan pengangguran. Contoh: Seorang lulusan SMP mendaftar di perusahaan yang membutuhkan skill auditing, karena yang dibutuhkan perusahaan tidak sesuai dengan ilmu dan pendidikan yang dimiliki, maka timbulah pengangguran.

2.      Pengangguran Siklikal
Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan hal ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat mengalami penurunan. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai hubungan juga akan mengalami kemerosontan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya. Contoh: Suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.

3.      Pengangguran Stuktural (structual unemployment)
Pengangguran stuktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan tuktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju sebagian akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor yaitu munculnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri sangat menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. Contoh: Negara Indonesia yang basisnya agraris berganti ke industri maka akan mengakibatkan masyarakat yang tidak punya keahlian akan tersisih dari pekerjaan.

4.      Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh pegangguran mesin dan kemajuan teknologi lainya. Di pabrik ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Contoh: Pembelian tiket commuterline digunakan dengan mesin yang bisa melakukan sama seperti tenaga manusia sehingga pemutusan hubungan kerja terjadi, karena mesin bisa melebihi kecepatan dalam melayaninya.

5.      Pengangguran Friksional (frictional unemployment)
Penggangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi antara pencari kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, jumlah pengangguran rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sedangkan pengusaha sulit memperoleh pekerja. Untuk itu pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal inilah yang akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari kerja baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari pekerjaan baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Contoh: Seorang pekerja di pabrik plastic yang ingin pindah pekerjaan di pabrik textile dengan harapan bisa mendapatkan yang lebih baik.

B.     Pengangguran menurut ciri pengangguran yang berlaku  yaitu:
1.      Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan lowongan pekerjaan lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu. Pengangguran terbuka dapat pula dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga manusia, atau akibat kemunduran perkembangan suatu industri. Contoh: Seorang lulusan S1 mesin tapi tidak memperoleh pekerjaan karena lapangan yang belum tersedia sesuai dengan kualifikasinya

2.      Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu banyak tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan agar ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh: Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang ada. Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan.

3.      Pengangguran Musiman
Pengangguan musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu dalm satu tahun.Bentuk pengangguran terutama terjadi di sektor pertanian dan perikanan. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan masa menanam berikutnya dan periode di antara sesudah menanam bibit dan masa menuai hasilnya adalah masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Jenis pengangguran ini hanya sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu. Contoh: Pekerja bangunan banyak yang menganggur pada musim hujan. Banyak proyek DPU yang tertunda akibat musim hujan dan akan dikerjakan lagi pada musim kemarau. Pekerja petani/tani banyak menganggur pada musim kemarau karena mereka menunggu panen atau tidak bisa mengolah sawah dan akan mengolah sawah apabi;la musim hujan.

4.      Pengangguran Setengah Menganggur
Pengangguran setengah menganggur adalah kelebihan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang disertai pertambahan penduduknya yang cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi. Salah satu tujuan dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di kota-kota. Tidak semua orang yang hijrah ke kota-kota dapat memperoleh pekerjaan. Banyak di antara mereka yang terpaksa menganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka lebih rendah dari jam kerja normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Contoh: Seorang yang bekerja tapi pendapatannya belum mencukupi untuk kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar